ZIARAH PASTORAL SEBAGAI SARANA PERTOBATAN

Category: Berita Published on Wednesday, 03 December 2014 Written by Anton Sardjo

Penulis telah melakukan perjalanan ziarah Pastoral mulai dari tgl. 24 Oktober hingga 4 November 2013 bersama Myron Travel yang dikoordinir oleh Hari Karnadi, sungguh menggugah hati dan pikiran penulis saat mengunjungi tempat-tempat yang dikuduskan oleh gereja, antara lain: Basilika St. Paulus, Gereja tempat St. Paulus dipancung kepalanya karena dituduh melawan hukum Yahuidi, Gereja Maria Maggiore, Scala Sancta, Gereja Yohanes Lateran, Groce de Gerusaleme, Vatican Basilika St. Petrus, Basilika Maria de’Angeli, Basilika St. Fransiskus, Gereja St. Peregrinus,  Gua Maria Lourdes, Basilika Maria del Pilar dan berakhir di Gua Maria Fatima.

 

Di setiap tempat yang dikunjungi penulis merasakan begitu besar kesetiaan para Santo dan santa terhadap Yesus sampai ia rela berkorban sampai nyawapun direlakan demi Yesus  sehingga peziarahan ini menyadarkan kita untuk berbuat lebih banyak dan lebih baik lagi.

Basilika St. Paulus

Di tempat inilah jenazah St. Paulus dimakamkan dibawah altar, St. Paulus sebelumnya bernama Saulus dia adalah orang yang taat dengan hukum Yahudi, siapa saja yang melawan dan melanggar akan disiksa dan dianiaya, saat perjalanan ke Damascus dia di tegur oleh Yesus: Saulus mengapa engkau menganiaya Aku saat itulah Saulus jatuh dari kuda dan matanya buta.  Saat itu Saulus sadar bahwa apa yang dilakukan selama ini ternyata salah, akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti Yesus dan berganti nama Paulus dan menentang Hukum Yahudi, maka saat ditangkap oleh penguasa Yahudi dia dijatuhi hukum mati dengan cara kepalanya dipancung.
Waktu kepalanya dipenggal,  menggelinding dan jatuh di tiga tempat yang menimbulkan mata air mancur maka disinilah  dibangun Kapel sebagai peringatan meninggalnya St. Paulus.
Bagaimana  dengan kita apakah yang kita lakukan selama ini selalu setia dengan ajaran Yesus dimana Yesus selalu mengajarkan kita tentang cinta kasih dan kesetiaan? Mari kita mencontoh perbuatan St. Paulus yang begitu setia dengan Yesus guru dan Juru Selamat kita.

Basilika Santa Maria Maggiore

Basilika ini dikenal Maria dari Salju dibangun pada jaman Paus Siktus III (432-440), menurut tradisi Basilika ini ditentukan oleh Bunda Maria sendiri yang disampaikan melalui mimpi kepada Paus Liberius dan seorang dermawan Giovani. Bunda Maria menyatakan bahwa ia akan menunjukkan melalui suatu Mukjizat. Pada pagi hari di musin panas tgl. 5 Agustus Salju turun maka ditempat itulah dibangun sebuah Basilika.
Didalam Basilika  ini ditemukan palungan yang dilengkapi patung bayi, dan palungan  dari potongan-potongan kayu palungan Yesus asli di tanah suci  yang dibawa oleh peziarah romani, palungan tersebut ditempatkan dibawah  altar utama Basilika.
Bagaimana dengan kita? Dizaman modern ini kita lahir di Rumah Sakit yang mewah dengan dokter ahli dan perawat serta melalui operasi caesar, saat penulis melihat palungan Yesus, ternyata begitu menderitanya Yesus lahir dikandang dengan palungan kayu. Dan kepada Bunda Maria begitu besar cintanya kepada kita memberikan suatu mukjizat menunjukkan tempat untuk membangun rumah Allah untuk memuliakan Tuhan.

Basilika Lateran dan Scala Santa

Nama Lateran diambil dari nama keluarga bangsawan yang memiliki tanah tempat ini dibangun, yang semula direbut oleh Kaisar Nero dan akhirnya menjadi milik Kaisar  Konstantinus I (272-337). Hingga abad XIX para Paus kita dilantik di Basilika ini. Di dekat Basilika terdapat Istana Lateran, sebagai tempat kediaman resmi Uskup Agung Roma (Paus) hingga tahun 1309.
Scala Santa adalah sebuah tangga kayu di bagian sentral Istana Lateran, menurut tradisi merupakan tangga tempat Pilatus mengadili Yesus di Yerusalem. Bekas tetesan darah Yesus yang menderita akibat siksaan dapat ditemukan di beberapa bagian tangga ini yang ditutupi kaca. Tangga ini sampai ke Roma pada abad  keempat sebagai persembahan bagi Santa Helena Ibunda  Raja Konstantinus I.
Begitu kejam Pilatus menyiksa Yesus, sampai darah-Nya  berceceran di tangga Yesus berkorban sampai wafat di Kayu Salib untuk menebus dosa-dosa kita tanpa mengeluh, tetapi kita saat mendapat masalah kecil saja sudah mengeluh mengapa hal ini terjadi pada diri kita, mari kita mencoba menyelesaikannya bila ada masalah, menyandarkan dan menyerahkan semuanya kepada Yesus pasti Yesus akan menolong-Nya.

Basilika Santa Crose dari Yerusalem

Tahun 325 Basilika ini dikonsekrasikan sebagai rumah dari Relikwi sengsara Kristus yang dibawa ke Roma oleh St. Helena. Selain itu nama “Yerusalem” juga diambil karena lantai Basilika ini dilapisi tanah dari kota suci tersebut.
Beberapa Relikwi penting yang dapat kita temukan adalah: bagian dari kayu salib 3 potongan asli dari salib Yesus, panel yang bertuliskan INRI, paku yang dipakai untuk menyalibkan Yesus, dua batang duri dari mahkota Yesus, tulang jari St. Thomas dan kain kafan Yesus. St. Helena walaupun seorang Ratu tetapi dia begitu setianya kepada Yesus sampai dia membangun sebuah Basilika untuk mengumpulkan benda-benda yang dipakai untuk menyiksa Yesus.

Basilika Santo Petrus

Basilika St. Petrus dibangun atas perintah Kaisar Kristen pertama Konstantinus I, pada tahun 326 di tempat St. Petrus menjadi martir. Di tempat bangunan ini merupakan tempat St. Petrus salah satu rasul Yesus dan dianggap sebagi Paus pertama, disalibkan dan dikuburkan. Makam St. Petrus ada di bawah altar utama.  Banyak  Paus lainnya juga dikubur di Basilika ini, termasuk Paus Yohanes Paulus II.

Basilika Maria de Angeli

Ditempat Basilika ini St. Fransiskus dari Asissi dirawat saat sakit hingga meninggal. Fransiskus adalah anak pengusaha kain sutra yang sukses, suatu kali dia mengadakan ziarah ke Roma, dia bergabung dengan para pengemis di sekitar Basilika St. Petrus.
Dia mendapat penampakan Yesus di Kapel St. Damiano, dimana ikon Yesus yang tersalib berkata kepadanya, “Fransiskus, pergi dan perbaikilah rumah-Ku yang akan menjadi puing-puing” Setelah kembali ke rumahnya, ia menjual kain mahal dari gudang ayahnya dan uangnya dipakai untuk memperbaiki rumah yang Yesus maksud. Fransiskus mendedikasikan hidupnya bagi pelayanan kaum miskin dan tersingkir. Sudah tergerakkah hati kita bila melihat orang miskin dan bila ada dari Paroki lain yang datang untuk meminta bantuan membangun Rumah Allah  untuk membantunya? Mari kita mencontoh Fransiskus yang rela menjual harta kekayaan ayahnya untuk membangun rumah Allah.

St. Peregrinus

Pada awalnya dia masuk dalam kelompok Anti Paus, pada saat Paus mengirim Philip Benizi untuk membicarakan perdamaian dengan kelompok tersebut Peregrinus meninju utusan Paus tersebut yang mengakibatkan Philip terjatuh ke tanah. Mengalami perlakuan tersebut Philip hanya tersenyum dan memberkati Peregrinus.  Maka Peregrinus berlutut dan minta maaf, setelah kejadian itu Bunda Maria menampakkan diri kepada dia dan meminta untuk pergi ke Siena, disana Peregrinus bergabung dengan Ordo Pelayan Bunda Maria.
Pada suatu saat Peregrinus menderita penyakit kanker ganas pada kakinya dan dokter memerintahkan untuk diamputasi demi keselamatan dirinya. Sebelum dioperasi saat tidur lelap, bermimpi Yesus mendatangi dan mengulurkan tangan-Nya dari salib dan menyentuh kakinya yang terserang kanker.
Begitu bangun kakinya sudah sembuh total.
Selain kunjungan ke tempat-tempat tersebut diatas penulis mengunjungi Gua Maria Laurdes, rumah St. Elisabet, Gua Maria Fatima, Rumah Lucia, Fransisco, Yacintha dan Basilika tempat makam Lucia, Fransisco dan Yasinta, Basilika Maria del Pilar di Zaragoza tempat penampakan Bunda Maria di Pilar Gereja dan tempat peristiwa pulihnya kaki Juan Felicer yang setelah di amputasi selama 3 tahun mengalami keutuhan kembali. Begitu besar kasih Tuhan kepada kita melalui Bunda Maria, semua mukjizat telah terjadi.

Hits: 5407

Add comment


Security code
Refresh